judi bola

Sepak bola dan beberapa legendanya sebagai dua hal yang tidak dapat dipisah. Beberapa nama besar pemain yang dulu pernah bela dan memberi prestasi untuk suatu club ialah kebanggaan yang pantas diingat, baik oleh club atau beberapa supporter.

Bingung mau taruhan judi bola yang aman dan terpercaya dimana? Yuk langsung aja pasang taruhan mu di Aladdin138 situs judi bola terbesar dan terpercaya seindonesia.

Tidak sangsi, saat seorang legenda putuskan pensiun, banyak yang berasa kehilangan. Hingga bukanlah hal asing jika banyak yang ingin menyaksikan beberapa legenda dapat kembali merumput tetapi sebagai juru strategi. Apa lagi cukup banyak yang menduga jika kisah hidupnya sebagai legenda sepak bola tentunya bisa punya pengaruh pada club yang dilatihnya nantinya.

Tetapi realita tidak selamanya searah dengan nalar. Kenyataannya antara deretan nama terkenal legenda sepak bola yang pilih jalan sebagai peramu strategi setelah pensiun tidak selamanya mulus. Cukup banyak yang bahkan juga dipandang tidak berhasil keseluruhan saat latih.

Menyaksikan realita itu, ini menarik dibahas. Karena realita memberi deskripsi jika nama besar sebagai legenda sepak bola tidak jamin akan sukses latih.

Diambil dari beragam sumber, penulis meringkas 8 pemain sepak bola yang tidak berhasil keseluruhan saat latih timnya.

8. Alan Shearer (Newcastle United).

Alan Shearer ialah legenda Newcastle United dan Inggris. Bahkan juga namanya terdaftar sebagai pembuat gol paling banyak di sepakbola Inggris. Tetapi nama terkenal Shearer di ranah Inggris tidak searah dengan profesinya sebagai pelatih.

Pada tahun 2009, ia dipilih oleh Newcastle United pada bagian musim akhir sebagai manager sesaat. Bekas pemain depan Inggris itu mempunyai sembilan laga untuk selamatkan The Magpies dari zone kemunduran. Tetapi, di bawah Alan Shearer, club Tyneside cuma dapat amankan lima point dan sesudah 16 tahun mereka juga melorot ke seksi dua sepak bola Inggris.

7. Roy Keane (Sunderland dan Ipswich Town).

Roy Keane ialah seorang pemain tengah tanpa sepakat yang tidak enggan mengacak-acak beberapa lawannya. Pesepak bola asal Irlandia ini memenangi tujuh gelar Liga Primer dan Liga Champions selama saat 12 tahun mengenakan seragam Manchester United.

Roy Keane sebelumnya sempat disebut sebagai ahli waris Alex Ferguson saat putuskan pensiun dan coba keberuntungan sebagai manager di Sunderland. Mengawali awalan yang janjikan, tetapi dia putuskan memundurkan diri pada musim ke-2 nya.

Ia selanjutnya ambil kendalian di Ipswich Town, tetapi skuadnya tidak bisa bergerak ke status lebih bagus hingga dia juga dikeluarkan di tengah-tengah saat kedudukan ke-2 nya.

6. Tony Adams (Wycombe Wanderers dan Portsmouth).

Legenda Arsenal ini adalah bek tengah terbaik dalam riwayat sepak bola Inggris. Tony Adams mempunyai profesi yang tidak dapat dilalaikan sebagai manager sepak bola. Banyak yang menginginkan bekas kapten The Gunners ini dapat berkilau saat meniti karier sebagai manager ingat dia mempunyai kualitas dan kepimpinan yang luar biasa di atas lapangan.

Tetapi bekas bek Inggris itu malah tidak berhasil keseluruhan sebagai manager saat latih Wycombe Wanderers dan Portsmouth Football Klub. Pada tahun 2003 Wycombe Wanderers tidak bisa terlepas dari lubang kemunduran ke seksi tiga sepak bola Inggris.

Untungnya, namanya tidak demikian tercoreng saat pada tahun 2006 dia dipilih sebagai pendamping manager Portsmouth dan menolong club finis pada posisi 9 Liga Primer.

5. Michael Laudrup (Brondby, Getafe, Spartak Moscow, Mallorca dan Swansea City).

Profesi kepelatihan Michael Laudrup diawali baik, dia sukses merangkul empat piala dalam 3 tahun bersama Brondby dan dituruti saat tangani Getafe, Spartak Moscow dan Mallorca.

Keberhasilan relatif dalam peranan ini membuat Laudrup berpindah ke Liga Primer bersama Swansea City, yang selanjutnya sukses mengusung tropi Capital One pada 2013.

Tetapi beberapa hal jalan cepat di Wales Selatan itu. Masalahnya bekas pemain tengah Juventus, Barcelona dan Real Madrid itu harus terima realita untuk dikeluarkan karena Swansea terancam terdegradasi pada 2014.

4. Marco van Basten (Ajax).

Marco van Basten mempunyai kecondongan untuk cetak gol hebat dalam profesinya yang berkilau bersama Ajax, Milan dan Belanda. Van Basten sudah memenangi tiga gelar Eredivisie bersama Ajax saat sebelum perkuat Milan dan dia mengusung empat Scudetto dan tiga Piala Eropa.

Tetapi profesinya sebagai pelatih tidak secemerlang seperti dahulu sebagai pemain. Di bawah bimbingannya, Belanda harus tersisih di set ke-2  Piala Dunia 2006 dan perempat final Euro 2008. Van Basten selanjutnya menggantikan status di Amsterdam Tempat, tempatnya dahulu dibesarkan. Tetapi di situ dia cuma bertahan satu musim sesudah Ajax cuma sanggup finis di bawah juara bertahan AZ dengan beda 12 point.

3. Sir Bobby Charlton (Preston North End).

Dipandang seperti salah satunya pemain tengah paling besar selama hidup, Sir Bobby Charlton ialah pemain penting dari tim Inggris yang sudah memenangi Piala Dunia di tahun 1966. Sir Bobby sudah mainkan sebagian besar profesi profesionalnya untuk The Red Devils dengan cetak 199 gol dalam 606 laga. Hingga dia mendapatkan penghargaan Preston North End pada 1973.

Sayang, nasibnya kebalik 180 derajat saat meniti karier sebagai pelatih. Pada musim pertama latih, Charlton teamnya terdegradasi ke seksi tiga Liga Inggris bersama Crystal Palace dan Swindle City.

2. Ruud Gullit (Chelsea, Newcastle United, Feyenoord, LA Galaxy dan Terek Grozny).

Salah satunya legenda Belanda, Ruud Gullit sudah memenangi dua European Cup dan banyak penghargaan besar yang lain sepanjang bermain bersama Feyenoord, AC Milan dan Chelsea.

Juara Ballon d’Or 1987 ini mengawali karier pelatihannya saat dia menggantikan status sebagai manager pemain di Stamford Bridge pada 1996, dan sukses memenangi Piala FA pada 1997.

Di sanalah kesuksesan diawali dan usai untuk Gullit sebagai manager, yang dikeluarkan dengan polemis oleh Chelsea di tahun 1998. Saat sebelum selanjutnya dia mulai latih Newcastle United, Feyenoord, LA Galaxy dan club Rusia Terek Grozny yang keseluruhnya tanpa gelar.

1. Diego Maradona (Mandiyu de Corrientes, Racing Klub, Al Wasl dan Argentina).

Diego Armando Maradona ialah orang yang tidak memerlukan pengenalan sama sekalipun. Secara luas dipandang seperti pemain sepak bola terbaik yang dulu pernah berada di dunia. Tetapi sayang, prestasinya sebagai pelatih betul-betul 0 besar.

Bekas pemain Barcelona itu sebagai wakil negaranya di empat Piala Dunia, terhitung satu pada tahun 1986, di mana ia jadi kapten team dan nyaris secara tunggal memenangi tropi paling bernilai di dunia sepak bola.

Karena dipandang legenda dan Argentina demikian kangen pada titel juara, Maradona juga dipilih sebagai manager Argentina saat sebelum diawalinya Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan. Tetapi sayang, dengan bekal beberapa materi oke, seperti Aguero sampai Messi, Argentina memperoleh kekalahan mutlak dari Jerman 4-0 di perempat final.

Kontraknya bersama Argentina juga tidak diperpanjang. Kemudian, Maradona coba peruntungannya di Uni Emirat Arab bersama Al Wasl. Tetapi satu kali lagi, pria berumur 51 tahun itu tidak sanggup memberi hasil terbaik dan dikeluarkan saat sebelum musim usai.

Saat sebelum latih tim nasional Argentina, Maradona sebelumnya pernah latih tim-tim di liga Argentina, seperti Mandiyu de Corrientes. Tetapi di bawah bimbingannya club itu cuma sanggup sekali menang dengan 12 laga. Selanjutnya bersama Racing Klub, Maradona cuma sanggup bawa club itu raih 2 kemenangannya atas 11 pertandingan yang dijalani.

Berikut 8 legenda sepak bola yang dipandang tidak berhasil keseluruhan saat coba keberuntungan sebagai pelatih. Disini, kita dapat mengetahui jika rupanya jadi pelatih bukan tugas gampang. Dengan bekal jadi pemain bintang, tidak berarti dapat sukses saat latih.

Gabung di Aladdin138 situs judi bola yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun, selain judi bola juga terdapat game seru lainnya yang bisa kalian mainkan, kalian juga akan mendaptkan pundi pundi uang dari game tersebut tungggu apa lagi, gabung sekarang juga karna bonus menarik menanti kamu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *